Rabu, 25 Oktober 2023

RUMAH BERCAT KERTAS HVS


Halo, kenalkan namaku Doresa, adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Ini ceritaku, tepatnya pada tahun 2006 lalu, aku dan keluargaku tinggal disebuah rumah kontrakan petakan kecil di daerah Jakarta Selatan, dekat Rumah Sakit Siaga Raya Pejaten Pasar Minggu.
Saat itu aku masih 3 bersaudara. Karena Adik ku yang paling kecil belum lahir. Dia lahir pada tahun 2010.

Kontrakan yang aku tempati bersama keluargaku itu bisa dibilang kumuh, karena dinding rumah nya itu dari triplek kayu yang sudah mulai lapuk, atap langsung genting, gak pake plafon, lantai nya tanah, lalu kamar mandi peluran semen, air nya langsung dari pipa gak pake kran, jadi untuk menutup air nya itu di pakai plastik disumpel gitu. Tapi air gak selalu menyala. Tergantung dari yang punya kontrakan nya kapan dia nyalain air nya. Jadi kita selalu menampung air pakai bak dan ember-ember bekas cat. Gak ada kamar, karena kan petakan. Jadi ada 3 petak memanjang ke belakang. Petak pertama itu ibarat nya untuk ruang tamu, tapi itu dijadikan tempat tidur orang tua dan adik kami, pakai kasur palembang bekas yang dikasih adik Ayah saya. Kemudian petak kedua itu ibarat nya kamar, nah itu untuk tidur aku dan kakak ku, itu pakai kasur kapuk, sama juga kasur ini juga bekas adik Ayahku lalu diberikan ke kami. Lalu petak ketiga, itu dapur dan kamar mandi, kamar mandi nya itu gak ada pintu nya, untuk menutupi nya itu pakai kain gendong punya ibuku yang udah gak digunakan lagi. Kompor kita pakai kompor minyak, biasa beli minyak tanah di warung mba imah setengah liter kadang juga seliter hehe.

Nah sesuai judul, rumah bercat kertas HVS, karena dinding rumah kami itu triplek yang sudah mulai lapuk, akhir nya ayahku itu punya ide, kalau untuk membeli cat kami gak mampu. Maka ayah ku mengajak ku ke tempat pengepul barang bekas, ayah ku membeli kertas HVS bekas sekitar 1 kardus air mineral gelas. Itu harga nya gak semahal cat. Karena ayah ku kenal juga sama yang punya tempat pengepulan itu. Lalu ibu ku memasak sagu untuk membuat lem untuk menempelkan kertas HVS nya itu ke triplek. 

Setelah dinding, beberapa waktu kemudian, ayah saya punya rezeki lalu membeli karpet plastik lantai, untuk di pasang di lantai kami yang masih tanah itu. Kami gak punya TV, bisa punya tempat tinggal aja kami sudah sangat bersyukur. Tapi pernah pada saat aku yang masih kelas 3 SD itu ingin sekali menonton TV akhirnya aku menonton TV dirumah orang yang tinggal nya di gang daerah rumah ku juga. Aku duduk di teras luar rumah nya, aku menonton apa yang mereka tonton, tapiiii...
suatu hal terjadi dan itu sangat menyakiti hati aku, kerjadian itu masih teringat sangat jelas dalam memori ku. Saat aku sedang asik nya menonton dari teras luar rumahnya itu, pintu rumahnya ditutup dengan cara dibanting sangat kencang sampai aku kaget. Setelah itu aku hanya terdiam karena sangat merasa tersentak. Lalu aku pulang kerumah. dan aku menangis tersedu, ibu ku bertanya, "kenapa? kok nangis? diapain?" aku tidak bisa menjawab, hanya terus menangis. Setelah merasa agak tenang, aku baru bisa menjawab. "Aku di gabrukin pintu sama bang Uzul. Aku lagi nonton TV bun.." jawab ku sambil masih menangis, lalu ibu ku bilang, "Lagian ngapain si kamu nonton TV dirumah orang. Udah diem-diem aja dirumah. Besok-besok jangan kesitu lagi." Aku pun meng-iya kan perintah ibuku.
Sampai akhirnya, beberapa waktu kemudian, ayah ku membawakan radio bekas dari teman nya yang pekerja service elektronik. Aku senang sekali, akhirnya ada hiburan untuk ku walaupun hanya mendengarkan radio hehe.

Oh iya, ekonomi keluarga kami sangat tidak baik, ayah ku hanya buruh serabutan, apapun dikerjakan kalau ada pekerjaan. Seperti kuli bangunan, menggali kuburan, sampai membersihkan sarang lebah juga ayah ku jalani walaupun ayah ku hanya pakai jas hujan, helm dan plastik untuk melindungi tangan dan kaki hehe😿 . Orang tua kami tidak selalu harmonis, sering bertengkar masalah ekonomi pastinya.

Setelah, hampir 1 tahun tinggal di kontrakan itu, kami diusir oleh yang punya kontrakan karena anak nya ingin menempati rumah tersebut. Katanya ingin di renovasi kemudian ditinggali oleh anak nya, dan sedihnya, cucu yang punya kontrakan nya itu adalah sahabat ku. Jadi yang mau menempati kontrakan yang sedang kami tempati itu adalah orang tua sahabatku.
Kami diusir dan diancam kalau tidak pindah dalam 1 minggu, barang-barang nya terpaksa dikeluarkan. 
Orang tua kami mencari-cari kontrakan kesana kemari, karena kami tidak memiliki kendaraan jadi semakin menyulitkan orang tua kami untuk mencari kontrakan. Jadi selama 1 minggu itu orang tua kami tidak berhasil menemukan kontrakan baru, selain sulit karena kendaraan tidak ada, uang untuk membayar kontrakan yang akan kami tempati juga belum ada.

Hingga pada akhirnya terjadi. Barang-barang kami dikeluarkan, banyak orang-orang sekitar tempat tinggal kami hanya menonton kami diusir, dicaci maki, dihina. Pokoknya sedih bangettt, persis seperti di sinetron azab Indosi** hehe..
Aku cuma bisa nangis, ayah dan bunda ku bertengkar sepanjang kami berjalan sambil membawa barang-barang kami. Oh iya untungnya ayah ku setelah kejadian kami diusir beliau langsung pergi ketempat teman nya yang pengepul barang bekas itu untuk meminjam gerobak. Jadi kami bawa barang-barang kami pakai gerobak. Lalu dijalan kakak ku bertanya ke ayah "yah kenapa ga numpang dulu aja si ditempat temen ayah?" Ayahku menjawab "rumah dia cuma sepetak sisa nya halaman dia buat barang-barang bekas, temen ayah yang laen jauh-jauh rumahnya." Kami tidak sudah lelah meminta tolong ke saudara ayah ataupun bunda. Jadi ini lah yang ayah dan bundaku lakukan, kita berjalan terus sampai akhirnya Alhamdulillah kami menemukan kontrakan baru. Nantikan ceritaku selanjutnya ya...😊

Sebagai penulis saya harap kalian yang membaca tulisan saya ini harus selalu bersyukur bagaimanapun keadaan kita saat ini. Karena Allah itu tidak pernah tidur. Setelah Doresa dan keluarganya diusir dari kontrakan itu, anak yang punya kontrakan itu hamil, dan Bundanya Doresa mendapat kabar katanya pada saat proses persalinan itu qadarullah tidak berjalan lancar. Beliau kesulitan untuk mengeluarkan janinnya, sampai air ketuban nya pecah dan hampir habis, kemudian Ibu yang punya kontrakan itu mencari-cari Doresa sekeluarga untuk meminta maaf, Resa juga tidak mengerti. Tapi Ibu itu bilang kalau sudah meminta maaf kepada keluarganya Doresa mungkin persalinan nya bisa berjalan lancar. Ibu itu mencari keluarga Doresa sampai akhirnya alhamdulillah ketemu. Walaupun ia sangat kesulitan, karena keluarga Resa tidak memiliki alat komunikasi sama sekali. Cara ibu yang punya kontrakan itu menemui keluarga Resa adalah dengan bertanya-tanya kepada tetangga sekitar daerah kontrakan miliknya, karena ada salah satu tetangga yang mengetahui dimana Doresa tinggal setelah diusir, maka diantarkanlah ibu itu kerumah Doresa. Kemudian ibu yang punya kontrakan itu bertemu dengan keluarga Doresa lalu menceritakan dan menjelaskan maksud dan tujuan beliau datang yaitu untuk meminta maaf. Dan keluarga Doresa pun memberikan maaf kepada ibu itu. Qadarullah pada saat ibu itu dirumah kontrakan Resa yang baru, ia mendapat telepon bahwa cucu nya sudah lahir. Alhamdulillah...
Tetapi tidak lama kemudian beliau bersedih, karena katanya maaf ada kelaian dengan jari tangan cucu nya itu. Keluarga Doresa pun ikut bersedih, dan Bunda Resa menguatkan ibu itu dengan berkata, "Bu, Ikhlas dan Sabar ya bu... Alhamdulillah kan cucu nya udah lahir dengan keadaan Ibu dan Bayinya sehat selamat. Semoga menjadi anak yang soleha ya bu cucu nya." Aamiin...

Sampai sini dulu ya...
InsyaAllah nanti kita cerita lagi.

Terimakasih, sehat selaluuu :) πŸ’—πŸ’ͺπŸ‘ͺ😊

Rabu, 11 Agustus 2021

 

CREATIVE AND FUN WITH EDUCANDY

Hey guys, Have you ever heard of a fun and enjoyable learning platform? Of course, most of you have heard of the platform, yes.. Especially during a pandemic like this, where learning is done online.

Well, maybe you are familiar with platforms such as Google Classroom, Quizizz, and other learning platforms. But have you ever heard of or have used platforms like Wordwall, Kahoot, or Educandy? If yes, this time I will discuss about how to use the Educandy platform to make questions.

Educandy is really cool for online learning nowadays. Can make learning games with our students. Previously I explained a little about what Educandy is.

What is Educandy?

Educandy is a quiz or game that we can make based on our respective learning materials. A new interactive game that can bring fun to teachers and students if applied in learning. This game can be given to students both during the learning process in class and when carrying out bold learning with students at home. This game can be run by sharing the game link with students. At first glance, Educandy is similar to Wordwall. The difference with Wordwall is that Wordwall is only limited to five games for a free account.

Although the type of game turns out to be no more choices than Wordwall. And what is in this application include: quizzes. But we can make infinite games. You can choose from a wide variety of games from multiple choice, XO, crosswords, pairing, and memory. Which do you think is more interesting? Please try..

Then in the following, I will show you how to create questions or quizzes in Educandy.

The steps to make a game in this application are as follows :

1. Click www.educandy.com then select Sign In and select Register under the box

2. Fill in your email address then add a password

3. Check your email inbox and confirm then login

4. Select the type of activity you want to create: Words, Matching Pairs, or Quiz questions (as in the image below)


5. Enter the title or topic of the lesson and add the name of the lesson

6. Add content: question and answer key. You can also add images and sounds to existing games.

7. Repeat step 6 until all the questions you feel are sufficient.

8. Select the type of game you want.

9. Share game code or link πŸ‘Œ


Easy isn't it? Please try to make questions so that the learning you provide does not become boring for your students.

Nowadays educational applications can be found and studied easily. If you have an educational application that is recommended for teachers, please add it in the comments column below. Passion and never get tired of being creative. Thank you, hope it's useful. πŸ˜‰

RUMAH BERCAT KERTAS HVS

Halo, kenalkan namaku Doresa, adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ini ceritaku, tepatnya pada tahun 2006 lalu, aku dan keluargaku tingg...